BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sidoarjo adalah sebuah kabupaten
yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya tersebut akan sangat
bermanfaat apabila dapat dikelola dengan baik.
Makalah ini akan menjelaskan apa
saja sumber daya apa yang ada di Sidoarjo, bagaimana pengelolaannya serta siapa
yang bertanggung jawab atas sumber daya alam yang ada dan peraturan – peraturan
pendukungnya.
Sumber daya yang tidak dikelola
dengan baik akan berakibat pada produksi yang tidak optimal dan ketersediaan
yang kian lama kian habis.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1.
Bagaimana kondisi geografis wilayah Sidoarjo ?
2.
Apa saja jenis – jenis sumber daya alam yang ada di
Sidoarjo ?
3.
Apa saja jenis – jenis sumber daya alam strategis
sebagai modal dasar pembangunan daerah Sidoarjo ?
4.
Bagaimana prinsip optimal dan lestari dalam
pengelolaan sumber daya alam di Sidoarjo?
5.
Apa peran kelembagaan Sidoarjo dalam pengelolaan
sumber daya alam yang ada ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1.
Untuk mengetahui kondisi geografis wilayah Sidoarjo.
2.
Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sumber daya alam
yang ada di Sidoarjo.
3.
Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sumber daya alam
strategis sebagai modal dasar pembangunan daerah Sidoarjo.
4.
Untuk mengetahui prinsip optimal dan lestari yang
diterapkan dalam pengelolaan sumber daya alam di Sidoarjo
5.
Untuk mengetahui peran kelembagaan dari Sidoarjo dalam
pengelolaan sumber daya alam yang ada.
1.4
Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah
1.
Bagi siswa siswi Sidoarjo, dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang sumber daya alam di Sidoarjo.
2.
Bagi pemerintah Kabupaten Sidoarjo, untuk memberi
masukkan dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam pembuatan makalah
ini adalah studi pustaka yang berasal dari buku dan internet.
BAB II
ISI
I.
Kondisi Geografis Wilayah, dengan Peta Wilayah yang Menggambarkan Sebaran
Sumber Daya Alam
Kabupaten
Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur merupakan
daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena
berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan,
pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan
terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya
manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu
menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.
Kondisi geografi suatu wilayah adalah keadaan muka bumi dari aspek
letak, cuaca, iklim, relief, jenis tanah, flora dan fauna serta sumber daya
alamnya.
Adapun kondisi geografis dari kabupaten sidoarjo, yakni
a. Letak
Kabupaten
Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’
Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kota madya
Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan,
sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto.
b. Cuaca
dan Iklim
Kabupaten
Sidoarjo beriklim Tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Juni
sampai Bulan Oktober dan musim hujan pada bulan Nopember sampai bulan Mei. Hal
ini dikarebakan karena Kabupaten Sidoaro merupakan bagian dari Negara Indonesia
yang dimana letak Indonesia diantara Benua Asia dan Benua Australia
mengakibatkan terjadinya hembusan angin musim yang menyebabkan terjadinya musim
hujan dan musim kemarau di Indonesia. Cuaca di Kabupaten Sidoarjo tidak
Menentu, Namun suhunya berkisar di antara 26˚C hingga 32˚C.
c. Relief
Dataran
Delta merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 m. Ketinggian
0-3m dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang
berada di Wilayah Bagian Timur. Wilayah Bagian
Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut
merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan, meliputi
40,81 %. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan
laut merupakan daerah pertanian meliputi 29,20%.
d. Tanah
Struktuk
tanah di Kabupaten Sidoarjo adalah Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha,
Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha, Alluvial
Hidromart seluas 29.346,95 Ha dan
Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha.
e. Sumber
Daya Air dan Kelautan
Kabupaten
Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali
Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di kabupaten
Malang. Daerah air tanah, payau, dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha.
Kedalaman air tanah rata-rata 0-5 m dari permukaan tanah.
f. Flora
dan Fauna
Flora yang
khas dari Kabupaten Sidoarjo adalah Pohon Ketapang, sedangkan fauna yang khas
dari Kabupaten Sidoarjo adalah Tringgiling yang disebut juga dengan nama
Pangolin. Sedangkan
Flora yang banyak dihasilkan dari Kabupaten Sidoarjo adalah Padi, Jagung, Kacang hijau,
Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung dan Tebu. Dan Fauna yang banyak terdapat di Kabupaten
Sidoarjo adalah Ikan
Bandeng, Ikan Nila, Udang Windu,
Udang Vannamei, Kuda,
Sapi, Sapi Perah, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan
Enthok.
g. Sumber Daya
Mineral
Di Kabupaten Sidoarjo hanya terdapat satu
Sumber Daya Mineral yang berupa migas. Sumber Daya Mineral tersebut adalah gas
alam. Namun, karena kesalahan dalam pemanfaatannya, Sumber Daya itu berubah
menjadi lumpur yang panas.
II. Jenis – Jenis
Sumber Daya Alam yang ada di Sidoarjo
A.
Sumber Daya Alam Hayati
a. Sumber
Daya Alam Nabati
1. Padi
Padi merupakan makanan
pokok yang sangat dibutuhkan dan dicari oleh masyarakat Indonesia bahkan negara
asing. Menurut data Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Padi pada tahun 2014 di
Sidoarjo mencapai 2.041.380 kw. Pada tahun 2014 kemarin produksi komoditas padi
di Kabupaten Sidoarjo meningkat sehingga semakin tinggi produksi yang
dihasilkan oleh Kabupaten Sidoarjo.
Namun, lama kelamaan
Sumber Daya Manusia yang mengelola komoditas ini mulai menurun. Sehingga dapat
diprediksi pada tahun tahun yang akan mendatang semakin sedikit orang yang ingin
bertani di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dikarenakan oleh semakin sedikit minat masyarakat
untuk menjadi petani dan ingin mengelola Sumber Daya Alam secara langsung di
daerahnya.
2. Jagung
Jagung merupakan salah
satu komoditi unggulan Kabupaten Sidoarjo. Menurut laporan data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Jagung pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.170 kw.
Lahan yang digunakan petani jagung untuk menanam komoditi ini seluas 79 ha.
3. Kacang
Hijau
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Kacang hijau pada tahun 2014 di Sidoarjo mencapai 23.340 kw.
4. Kedelai
Komoditi kedelai
merupakan salah satu komoditi unggulan dari Kabupaten Sidoarjo. Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Kedelai pada tahun 2014 di Sidoarjo mencapai 18.028 kw. Lahan
yang digunakan petani kedelai yaitu seluas 423 ha.
5. Sawi
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Sawi pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 45.098 kw.
6. Bayam
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Bayam di Sidoarjo mencapai 52.535 kw.
Adapun upaya-upaya yang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
padi dan palawija agar dapat mencapai target adalah sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi dan pendampingan penerapan
teknologi tepat guna
2. Menyediakan dan menggunakan benih
/ bibit unggul berlabel.
3. Menambah persediaan pestisida agar
penanganan/ pengendalian hama cepat
dapat ditangani.
4. Menggunakan sarana dan prasarana
mekanisasi pertanian.
5. Pembangunan Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani (JITUT)
7. Kangkung
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo produksi Kangkung pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 47.040
kw. Untuk tanaman kangkung produktivitasnya menurun. Hal ini, disebabkan harga
kangkung turun sehingga petani cenderung menanam kangkung untuk diambil bijinya
yang akan digunakan benih.
8. Tebu
Produktivitas perkebunan
tebu pada tahun 2014 sebesar 681 kwintal/ha. Produktivitas ini menurun sebesar
12% jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2013 yang sebesar 774,15
kwintal/ha. Juga dibandingkan target RPJMD yang sebesar 1.065,12 kw/ha,
capaiannya sebesar 63,94 %. Hal ini disebabkan karena banyak faktor antara lain
:
1.
Bibit
yang sudah waktunya harus diganti, namun tidak segera diganti.
2.
Pola
budidaya petani tebu di kabupaten Sidoarjo belum sesuai dengan baku teknis yang
telah ditetapkan dimana kupas / kletek daun kering atau
daduk tidak rutin dilakukan
3.
Pemupukan
yang dilakukan sejauh ini masih belum berimbang.
4.
Adanya
anomali iklim
Untuk mengelola produksi
Tebu ini, Kabupaten Sidoarjo mendirikan dua pabrik gula yang masing -
masing berada di Kecamatan Candi dan
Kecamatan Tulangan.
9. Mangrove
Hutan Mangrove di
Sidoarjo terdapat di Pesisir Timur Sidoarjo. Saat ini 30% dari hutan Mangrove
yang ada di Kabupaten Sidoarjo rusak dan berkurang, sehingga hanya tersisa 70%
hutan Mangrove di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya
pencuri yang mengambil dan merusak Sumber Daya Alam hayati ini. Sebab lain
adalah kurangnya perawatan dan penjagaan atau pengamanan dari pihak Kabupaten
Sidoarjo yang mengawasi dan menjaaga hutan Mangrove di Pesisir Timur Kabupaten
Sidoarjo. Selain itu, kurangnya hukum dari pemerintah yang melindung hutan
Mangrove ini.
b. Sumber
Daya Alam Hewani
a) Hewan
Ternak
Populasi ternak rata –
rata mengalami penurunan hal ini disebabkan biaya produksi dan harga pakan yang
tinggi sehingga
petani cenderung menjual ternaknya untuk dipotong. Populasi ternak besar
menurun karena terbatasnya tenaga kerja dan lahan pemeliharaan, peternak di
daerah perkotaan terdesak harus memindahkan ternaknya ke daerah pinggiran.
1) Kuda
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Kuda pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 105 ekor.
2) Sapi
Menurut
data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi
Sapi pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 9.356 ekor.
3) Sapi
perah
Menurut
data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi
Sapi perah pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.824 ekor.
4) Kerbau
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Kerbau pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 598 ekor.
5) Kambing
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Kambing pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.152 ekor.
6) Domba
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.036 ekor.
7) Ayam
Buras
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Ayam Buras pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.564 ekor.
b) Hewan
Unggas
Populasi unggas rata –
rata mengalami penurunan hal ini disebabkan karena banyaknya kasus penyakit
(Al) yang menyerang hewan unggas.
1) Ayam
Ras
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 1.256 ekor.
2)
Itik
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.113 ekor.
3)
Enthok
Menurut
data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo
produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.731 ekor.
c)
Perikanan
1.
Ikan Bandeng
Menurut
data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Ikan Bandeng pada
tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.225 kg/ha/th. Upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan produksi ikan tambak seperti Ikan Bandeng
supaya lebih optimal dan untuk tetap mempertahankan kondisi tambak tidak rusak,
yaitu pembinaan yang lebih efektif terhadap Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
bagi pembudidaya, dan kegiatan rehabilitasi saluran tambak.
2.
Ikan Nila
Menurut data Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Ikan Nila pada tahun 2014 di
Sidoarjo dapat memenuhi target yang diinginkan dan meningkat dari tahun 2013.
Upaya yang telah
dilakukan Pemerintah Sidoarjo untuk meningkatkan produksi ikan kolam adalah :
a. Pelatihan/ pembinaan budi daya ikan air tawar
.
b.
Peningkatan teknologi, intensifikasi, ekstensifikasi, diversikasi pada
budi daya ikan air tawar.
c.
Memberikan stimulan/bantuan/hibah sarana dan prasarana budidaya
3.
Udang Windu
Produktivitas udang windu
pada tahun 2014 sebesar 259 kg/ha/th meningkat sebesar 5 kg/ha/th dari tahun
2013 sebesar 254 kg/ha/th, namun demikian belum mencapai target RPJMD tahun
2014 yang ditetapkan sebesar 263 kg/ha/th disebabkan pola budidaya masih tradisionil
(organik) dan adanya penyakit WSSV (White Spot Syndrome Vyrus).
4.
Udang Vannamei
Menurut data Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Udang Vannamei pada tahun
2014 di Sidoarjo dapat memenuhi target dan meningkat dari tahun 2013 lalu.
B.
Sumber
Daya Alam Non-Hayati
a.
Bahan
Tambang
1.
Gas
Alam
Di Sidoarjo hanya terdapat 1
bahan tambang yaitu gas alam yang berada di Porong, Sidoarjo. Karena adanya kesalahan pemboran sehingga tekanan didalam sumur
memecahkan batuan pada tahun 2006, Gas alam tersebut berubah
menjadi lumpur yang panas dan merusak lingkungan di sekitarnya. Sehingga, di
daerah Porong ini dikenal dengan pariwisatanya yaitu lumpurnya. Lumpur itu
dinamakan Lumpur Lapindo.
Untuk
menanggulangi, mencegah terjadinya luapan ke kali porong dan memantau
lingkungan di sekitar lumpur tersebut, maka Pemerintah Daerah Sidoarjo
membentuk Badan Penanggulanan Lumpur Sidoarjo. Badan ini sangat berperan
penting dalam penganggulanan lumpur lapindoa
b.
Tanah
Sidoarjo memilki tanah
seluas 719,63 km2, yang dimanfaatkan oleh masyarakat Sidoarjo untuk
berbagai hal dan kegiatan, seperti rumah, kantor, tempat menyimpan cadangan
air, pertanian dan perkebunan. Sehingga komoditi seperti holtikultura banyak
ditanam dan dibudidayakan
di Kabupaten Sidoarjo.
c.
Air
Kabupaten Sidoarjo terletak
diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan
cabang dari Kali Brantas yang berhulu di kabupaten Malang, hal ini menyebabkan
banyaknya air di wilayah Sidoarjo. Daerah perairan di kabupaten Sidoarjo,
seperti air tanah, payau, dan air asin yang luasnya mencapai 16.312.69 Ha.
Dengan adanya banyak air tersebut Kabupaten Sidoarjo mengembangkan sektor
perikanan di daerah perairan tersebut.
III. Jenis – Jenis Sumber Daya Alam Strategis sebagai
Modal Dasar Pembangunan Daerah
Kabupaten Sidoarjo memiliki
beberapa komoditi unggulan. Banyak sektor – sektor di Sidoarjo yang diandalkan
sebagai modal dasar pembangunan daerah. Contoh sektor yang diandalkan adalah
sektor pertanian, melalui subsektor tanaman pangan dan sektor perikanan serta
sektor Peternakan. Sektor – sektor tersebut sangat berperan penting dalam
perekonomian di Kabupaten Sidoarjo.
Berbeda
dengan Maluku yang kurang akan Sumber Daya Alam, di Kabupaten Sidoarjo kaya
akan Sumber Daya Alam nya. Lahan pertanian yang subur membuat Sidoarjo dapat
memajukan sektor pertanian. Sektor Pertanian ini dapat menunjang pembangunan di
Sidoarjo.
Dalam sektor pertanian,
melalui subsektor tanaman pangan, komoditi yang dihasilkan antara lain ialah
Padi, Jagung, Kacang hijau, Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung dan Tebu. Pada tahun
2014 menurut Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo komoditi Padi, Jagung, Kacang hijau,
Kedelai, Sawi dan Bayam meningkat dan memenuhi target yang ditentukan oleh RPJMD
Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan menurut
pengamatan dari Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan
Sidoarjo komoditi Kangkung dan Tebu di Sidoarjo menurun dari tahun 2013
dan tak dapat mencapai target yang ditentukan RPJMD Kabupaten Sidoarjo.
Selain dari sektor
pertanian, Kabupaten Sidoarjo juga memiliki sektor unggulan yaitu sektor
perikanan. Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali
Surabaya dan Kali Porong, sehingga sektor perikanannya dapat meningkat dan
dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.
Lain dengan
Blora yang memajukan sektor perhutanannya yaitu pohon jati, Sektor yang
dimajukan oleh Kabupaten Sidoarjo adalah sektor Perikanan. Sidoarjo dikenal
dengan daerah Delta, yang berarti kaya akan ikan ikannya. Dilihat dari lambang
yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo, yaitu Udang dan Ikan Bandeng, Sidoarjo kaya
akan hasil perikanannya yang melimpah, terlebih lagi di hasil tambaknya.
Komoditi perikanan di
Kabupaten Sidorjo, seperti Ikan Bandeng, Ikan Nila, Udang Windu dan yang
terakhir Udang Vannamei. Menurut pengamatan dari Dinas Kelautan dan Perikanan,
Ikan Bandeng dan Udang Windu pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Penurunan Udang Windu
disebabkan oleh pola budidaya masih tradisionil (organik) dan adanya penyakit
WSSV (White Spot Syndrome Vyrus). Sedangkan Penurunan dari Ikan Bandeng
dikarenakan oleh mayoritas pola budidaya
masih tradisional (tanpa pakan), padat tebar, benih rendah, beberapa tambak mengalami
tanggul jebol (pasang tinggi pada bulan Mei 2014).
Di sisi lain komoditi Ikan
Nila dan Udang Vannamei meningkat tajam dan dapat memenuhi target yang
ditentukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo pada tahun
2014.
Dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo diperoleh data bahwa hasil tangkap ikan laut pada
tahun 2014 sebesar 14.828.000 kg, hasil tangkap perairan umum pada tahun 2014
sebesar 449.280 kg, hasil produksi kolam pada tahun 2014 sebesar 18.377.900kg dan
produksi tambak tahun 2014 adalah sebesar 77.223.800 kg. Oleh karena itu,
sektor perikanan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.
Di sektor perternakan,
komoditi yang dihasilkan antara lain adalah Kuda, Sapi, Sapi Perah, Kerbau,
Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan Enthok. Banyak binatang ternak
yang menjadi komoditi dari peternakan di Kabupaten Sidoarjo. Binatang –
binatang ternak tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam manfaat,
seperti menjadi pembajak sawah, kulitnya diambil untuk menjadi kerajinan,
daging dan telurnya sebagai sumber protein dsb.
Gas alam
yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo yang telah berubah menjadi lumpur lapindo
sejak tahun 2006 silam. Gas alam tersebut dapat berubah menjadi lumpur karena adanya kesalahan pemboran oleh perusahaan yang mengelola pertambangan tersebut sehingga tekanan di dalam sumur memecahkan batuan
yang ada. Dari kesalahan tersebut
lingkungan disekitarnya menjadi rusak dan sulit ditanami tanaman.
Selain
gagalnya pertambangan gas alam itu, lumpur lapindo menjadi pusat perhatian
masyarakat dan Pemerintah Sidoarjo mengubahnya menjadi wisata di Kabupaten
Sidoarjo. Dengan adanya pariwisata tersebut, diharap dapat menunjang
pembangunan daerah Sidoarjo.
Sumber Daya
Tanah di Sidoarjo sangatlah banyak. Sumber Daya tersebut digunakan sebagai
pembangunan daerah, seperti jalan raya, industri, pertanian, perkebunan, dll.
Dengan adanya jalan raya, industri, pertanian bahkan perkebunan dapat menunjang
pembangunan daerah di Sidoarjo. Sumber Daya ini sangat dibutuhkan dalam
prmbangunan daerah.
Di Sidoarjo selain memiliki
Sumber Daya Alam yang melimpah, Sidoarjo juga memiliki Sumber Daya Manusia yang
Kreatif dan Sumber Daya Energi yang Mencukupi. Sumber Daya Manusia yang kreatif
sangatlah diperlukan oleh Kabupaten Sidoarjo karena dengan adanya itu maka
Sumber Daya Alam yang melimpah di Sidoarjo dapat dikelola dengan baik sehingga
memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah di
Kabupaten Sidoarjo.
Dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada, masyarakat Sidoarjo yang didukung oleh
Pemerintah Sidoarjo membangun industri kecil menengah (IKM). Adapun tabel
industry di Sidoarjo
|
No
|
Industri
|
Wilayah
|
SDA yang
dimanfaatkan
|
|
1.
|
Industri
Tas dan Koper (INTAKO)
|
Kedensari,
Tanggulangin
|
Kulit alami
|
|
2.
|
Sentra
Industri Ikan asin
|
Gisik Cemandi, Sedati
|
Ikan asin
|
|
3.
|
Sentra
Industri Sayuran
|
Suko, Sidoarjo
Durung Bedug, Candi
Grabagan, Tulangan
Pilang, Wonoayu
|
Sayur mayur
|
|
4.
|
Sentra
Industri Tahu
|
Tropodo, Krian
|
Kedelai
|
|
5.
|
Sentra Industri
Tempe
|
Sepande, Candi
Kedung Cangkring, Jabon
|
Kedelai
|
|
6.
|
Sentra
Industri Kerupuk Ikan
|
Kedung Rejo, Jabon
|
Ikan
|
|
7.
|
Sentra
Industri Kerupuk Kupang, Petis Kupang dan Kupang
|
Balongdowo, Candi
|
Kupang
|
|
8.
|
Sentra
Industri Anyaman Bambu (rakitan dapur)
|
Gagang Panjang, Tanggulangin.
|
Bambu
|
|
9.
|
Sentra
Industri Jamu Tradisional
|
Kedung Bendo, Tanggulangin
|
Rempah –
rempah
|
|
10.
|
Sentra
Industri Bandeng
|
Penatar Sewu, Tanggulangin
Kalanganyar, Sedati
|
Ikan
bandeng
|
|
11.
|
Sentra
Industri Pengrajin Mente
|
Kedungsugo, Prambon
|
Jambu
Mente
|
|
12.
|
Sentra
Industri Kerupuk
|
Jati kalang, Prambon
Telasih, Tulangan
|
Ikan dan
Udang
|
|
13.
|
Sentra
Industri Anyaman Bambu (Jrebeng)
|
Sumput, Sidoarjo
|
Bambu
|
|
14.
|
Sentra
Industri Wayang kulit
|
Gelam, Candi
|
Kulit
alami
|
|
15.
|
Sentra
Industri Udang Windu
|
Kedungpeluk, Candi
Kedung Pandan, Jabon
Kalanganyar, Sedati
|
Udang
windu
|
|
16.
|
Sentra
Industri buah Belimbing
|
Sudimoro, Tulangan
|
Belimbing
|
|
17.
|
Sentra
Industri Tahu dan Susu
|
Tropodo, Krian
|
Kedelai
dan susu sapi
|
|
18.
|
Sentra
Industri Jamur Merang
|
Kedungrawan, Krembung
|
Jamur
merang
|
Dengan
banyaknya SDA yang ada maka semakin banyak juga kegiaan industri yang
dikembangkan oleh masyarakat ataupun pemerintah. Dengan banyaknya industri di
Sidoarjo maka masyarakat Sidoarjo tidak ada yang pengangguran, dengan kata lain
tersedianya lapangan pekerjaan.
Dengan
tersedianya lapangan pekerjaan di Sidoarjo, maka dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat Sidoarjo. Dan dengan demikian dapat meningkatkan pembangunan daerah
di Sidoarjo.
Selain
Sumber Daya Manusia, Sumber
Daya Energi juga sangat diperlukan untuk menjadikan Sumber Daya Alam menjadi
modal dasar pembangunan daerah di Kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya Sumber Daya
Energi yang mencukupi maka proses industri atau pengelolaan Sumber Daya Alam
dapat berjalan dengan lancar. Sehingga mampu untuk menyejahterakan hidup
masyarakat Sidoarjo dan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.
IV. Prinsip Optimal dan Lestari dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam
A.
Prinsip
Optimal
Dalam rangka mengembangkan
energi alternatif Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2014 telah dapat
direalisasikan sebesar 6.000 watt dari target yang ditetapkan sebesar 1.000
watt, yang berlokasi di Kecamatan Tanggulangin, Kecamatan Porong, dan Kecamatan
Jabon.
B.
Prinsip
Lestari
Contoh menggunakan prinsip lestari
dalam pegelolaan Sumber Daya Alam di Kabupaten Sidoarjo antara lain :
1.
Menggunakan
pupuk alami atau organik
Di Sidoarjo pupuk yang
digunakan oleh para petani dan pekebun untuk pertanian dan perkebunannya ialah
pupuk alami. Karena dengan menggunakan pupuk alami atau pupuk organik dapat
menyuburkan tanah dan ramah lingkungan sehingga
tidak dapat merusak kesuburan tanah dan mudah diurai oleh jasad renik.
2.
Penggunaan
pestisida tidak berlebihan
Dalam pertanian, penggunaan
pestisida sangatlah diperlukan untuk mencegah serangan hama penyakit yang
menyerang tanaman. Namun bila digunakan secara berlebihan maka residu tak
begitu banyak dan mengendap sehingga daapat mengurangi kesuburan tanah. Oleh
karena itu, Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo mengasosiasikan kebada para petani
untuk tidak menggunakan pestisida sevara berlebihan.
3.
Pelestarian
tanah
Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo, menggalakkan kegiatan menanam pohon
terhadap tanah baik itu di sekitar rumah atau tanah yang gundul. Selain itu
mereka menganjurkan untuk tidak menggunakan pupuk kimia atau anorganik dan
mengurangi penggunaan pestisida.
4.
Pelestarian
udara
Adapun usaha – usaha yang
diterapkan untuk pelestarian udara di Kabupaten Sidoarjo, antara lain :
a.
Menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau tanaman baik itu di sekitar rumah atau tanah atau
hutan yang gundul.
b.
Mengurangi
pembuangan gas sisa pembakaran, seperti memilih menggunakan kendaraan umum,
memasang filter pada cerobong asap pabrik, dan memilih bahan industri yang ramaah
lingkungan.
c.
Mengurangi
atau menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer. Contoh alat yang dapat merusak lapisan ozon adalah AC dan kulkas.
d.
Melakukan
pemantauan terhadap kualitas udara yaitu menguji kualitas udara di beberapa
lokasi di Sidoarjo
e.
Melaksanakan
Car Free Day
f.
Melaksanakan
Sosialiasi Program Kampung Iklim (Proklim)
g.
Membuat
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
5.
Pelestarian
laut dan pantai
Upaya yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk melestarikan laut dan pantai di Kabupaten
Sidoarjo antara lain :
a.
Menanam
kembali tanaman baau di area sekitar pantai.
b.
Melarang
pengambilan batu karang yang ada di pantai dan di dasar laut.
c.
Melarang
penggunaan bahan peledak dan bahan kimia dalam mencari ikan.
V. Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam
A. Operator
1.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo
Adapun tugas pokok dan
fungsi dari Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo, yaitu :
Tugas pokok
Melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan.
Fungsi
a.
Perumusan
kebijakan teknis di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
b.
urusan
pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
c.
Pembinaan
dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
d.
Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.
Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
3.
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral Sidoarjo
Adapula
Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral Sidoarjo, antara lain.
Tugas pokok
Melaksanakan urusan
pemerintahan bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan, energi dan
sumber daya mineral.
Fungsi
a.
Perumusan
kebijakan teknis di bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan, energi
dan sumber daya mineral;
b.
Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang koperasi, UKM, perindustrian,
perdagangan dan energi sumber daya mineral;
c.
Pembinaan
dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan dan
energi sumber daya mineral;
d.
Pelaksanaan
tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4.
Badan Lingkungan Hidup Sidoarjo
Dalam menyelenggarakan
tugas pokok Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi sebagai :
a.
Perencanaan
program bidang tata lingkungan, AMDAL, pengawasan lingkungan dan pengelolaan
limbah serta penanggulangan dampak lingkungan serta kesekretariatan;
b.
Pengkoordinasian
pelaksanaan tugas satuan kerja;
c.
Pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan tugas satuan kerja;
d.
Pembinaan
pelaksanaaan tugas bawahan;
e.
Pelaporan
pelaksanaan tugas kepada Bupati;
f.
Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
5.
Badan Usaha Logistik
BULOG adalah perusahaan
umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis
perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama,
penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan
usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari
pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk
gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang
miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
6.
PT. Perusahaan Listrik Negara
Tugas dari
PT. PLN dalah untuk menyelenggarakan
usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu
yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di
bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
7.
Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan oleh orang - seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.
Tugas
utama wirausaha koperasi adalah mengambil
prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan
peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan
dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap
pengembangan koperasi.
B. Regulator
1.
Pemerintah
Pusat
Yang
mengeluarkan peraturan adalah Presiden selaku kepala pemerintah. Adapun
peraturan yang telah dikeluarkan oleh Presiden RI dalam pengelolaan SDA adalah
sebagai berikut.
a.
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b.
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal
20 ayat (3) bahwa setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan :
(1)
Memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
(2)
Mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
2.
Pemerintah
Daerah Provinsi
Pemerintah
daerah tingkat I memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan dalam
pengelolaan SDA yang ada. Berikut adalah salah satu contoh kebijakan daerah
yang dikeluarkan Gubernur Jawa Timur.
a.
Peraturan
Gubernur Jatim No.10 tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber
Tidak Bergerak di Jawa Timur.
3.
Pemerintah Daerah Kabupaten
a.
Perda no. 27 tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Sidoarjo, nomor 42 tahun 2009 tentang Pola Tanam dan Tata Guna
Air Irigasi Kabupaten Sidoarjo
b.
Perda no 19 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
c.
Perda tahu 2015 no 03 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo
d.
Perda tahun 2014 nomer 04 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani atau Pembudidaya Nelayan di Kabupaten Sidoarjo
e.
Perda tahun 2014 nomer 03 tentang Irigasi
C.
Kontrol
1.
Lembaga
Pemerintah
a.
Bidang
Pengawasan Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup
Bidang Pengawasan
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan di bidang
pengawasan dan pengendalian lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas
tersebut Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan mempunyai fungsi:
1. Penyusunan program dan petunjuk
teknis di bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan
limbah,
2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan
rencana program dan petunjuk teknis
di bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan limbah,
3. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang
pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan limbah,
4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
bidang tugasnya.
b.
Bidang Penanggulangan Dampak Lingkungan pada Badan
Lingkungan Hidup
Bidang Penanggulangan Dampak
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan di bidang
pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan
pemberdayaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut
Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan mempunyai fungsi:
1.
Penyusunan
program dan petunjuk teknis di bidang pemulihan dan peningkatan kualitas
lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat,
2.
Pengkoordinasian
dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemulihan dan
peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan
masyarakat,
3. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang
pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan
pemberdayaan masyarakat,
4. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Lembaga Non-Pemerintah
a. Lembaga
Swadana Masyaraka (LSM)
Lembaga Swadana Masyarakat memiliki tugas anatara lain yaitu, melakukan
berbagai macam kegiatan monitoring dengan kedudukannya sebagai konsultan
sehingga dapat menganalisa situasi secara tepat dan menjamin dengan data yang
akurat yang didapat secara profesional.
b.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi)
Wahana Lingkungan Hidup memiliki peran yang sangat penting dalam pengawasan
pengelolaan SDA. Salah satu tugasnya adalah sebagai berikut.
· Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk berbagai isu:
1.
Air, pangan
dan keberlanjutan
2. Hutan dan Perkebunan
3. Energi dan Tambang
4. Pesisir dan Laut
5. Isu-isu Perkotaan
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sumber
daya alam dapat menunjang pembangunan, apabila dimanfaatkan sebaik – baiknya
dan tidak merusak alam. Sidoarjo kaya akan sumber daya alam seperti Padi, Jagung, Kacang hijau,
Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung, Tebu, Mangrove, Ikan Bandeng, Ikan Nila, Udang
Windu, Udang
Vannamei, Kuda,
Sapi, Sapi Perah, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan Enthok.
Beberapa
peraturan telah dikeluarkan dalam rangka mengatur pemanfaatan sumber daya alam
di Sidoarjo. Peraturan yang telah dikeluarkan antara lain, dalam bidang
pengelolaan lingkungan, pertanian, perikanan dan pengairan.
Keberadaan
sumber daya alam di Sidoarjo terbukti meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan menyediakan lapangan kerja di bidang pertanian, kehutanan, pertambangan
dan industri kecil. Meningkatnya taraf hidup masyarakat secara tidak langsung
akan meningkarkan pendapatan daerah melalui peningkatan pajak dan restribusi.
2.
Saran
Kejadian
bencana lumpur lapindo adalah sebuah peringatan bahwa pengelolaan sumber daya
alam harus dilakukan secara berhati – hati. Sehingga tidak menimbulkan dampak
yang merugikan masyarakat. Pemerintah harus membuat aturan yang tegas untuk
kegiatan eksplorasi sumber daya alam. Masyarakat harus juga mengawasi, sehingga
apabila terjadi kerusakan lingkungan dapat diketahui lebih awal.
Pengusaha
juga harus punya kesadaran untuk turut menjaga kelestarian sumber daya alam.
Kegiatan ekplorasi sumber daya alam bukan hanya untuk mengejar keuntungan
jangka pendek tetapi juga memperhitungkan keberlangsungan usaha di masa yang
akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, Ilmu
Pengetahuan Sosial Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013.
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
terimakasih artikelny sangat membantu saya dalam mengajar. joss
BalasHapuskendaraan ini ada dapurya
BalasHapussewa bus di surabaya
sewa alphard di surabaya
sewa hiace di surabaya