Sabtu, 14 November 2015

Makalah IPS SDA di Sidoarjo



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sidoarjo adalah sebuah kabupaten yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya tersebut akan sangat bermanfaat apabila dapat dikelola dengan baik.
Makalah ini akan menjelaskan apa saja sumber daya apa yang ada di Sidoarjo, bagaimana pengelolaannya serta siapa yang bertanggung jawab atas sumber daya alam yang ada dan peraturan – peraturan pendukungnya.
Sumber daya yang tidak dikelola dengan baik akan berakibat pada produksi yang tidak optimal dan ketersediaan yang kian lama kian habis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1.     Bagaimana kondisi geografis wilayah Sidoarjo ?
2.     Apa saja jenis – jenis sumber daya alam yang ada di Sidoarjo ?
3.     Apa saja jenis – jenis sumber daya alam strategis sebagai modal dasar pembangunan daerah Sidoarjo ?
4.     Bagaimana prinsip optimal dan lestari dalam pengelolaan sumber daya alam di Sidoarjo?
5.     Apa peran kelembagaan Sidoarjo dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.     Untuk mengetahui kondisi geografis wilayah Sidoarjo.
2.     Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sumber daya alam yang ada di Sidoarjo.
3.     Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sumber daya alam strategis sebagai modal dasar pembangunan daerah Sidoarjo.
4.     Untuk mengetahui prinsip optimal dan lestari yang diterapkan dalam pengelolaan sumber daya alam di Sidoarjo
5.     Untuk mengetahui peran kelembagaan dari Sidoarjo dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
1.     Bagi siswa siswi Sidoarjo, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sumber daya alam di Sidoarjo.
2.     Bagi pemerintah Kabupaten Sidoarjo, untuk memberi masukkan dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi pustaka yang berasal dari buku dan internet.


BAB II
ISI
I. Kondisi Geografis Wilayah, dengan Peta Wilayah yang Menggambarkan Sebaran Sumber Daya Alam
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.
Kondisi geografi suatu wilayah adalah keadaan muka bumi dari aspek letak, cuaca, iklim, relief, jenis tanah, flora dan fauna serta sumber daya alamnya. Adapun kondisi geografis dari kabupaten sidoarjo, yakni
a. Letak
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kota madya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto.
b. Cuaca dan Iklim
Kabupaten Sidoarjo beriklim Tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Juni sampai Bulan Oktober dan musim hujan pada bulan Nopember sampai bulan Mei. Hal ini dikarebakan karena Kabupaten Sidoaro merupakan bagian dari Negara Indonesia yang dimana letak Indonesia diantara Benua Asia dan Benua Australia mengakibatkan terjadinya hembusan angin musim yang menyebabkan terjadinya musim hujan dan musim kemarau di Indonesia. Cuaca di Kabupaten Sidoarjo tidak Menentu, Namun suhunya berkisar di antara 26˚C hingga 32˚C.
            c. Relief
Dataran Delta merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 m. Ketinggian 0-3m dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang berada di Wilayah Bagian Timur. Wilayah Bagian Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan, meliputi 40,81 %. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian meliputi 29,20%.
d. Tanah
Struktuk tanah di Kabupaten Sidoarjo adalah Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha, Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha, Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha dan  Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha.
e. Sumber Daya Air dan Kelautan
Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di kabupaten Malang. Daerah air tanah, payau, dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0-5 m dari permukaan tanah.
f. Flora dan Fauna
Flora yang khas dari Kabupaten Sidoarjo adalah Pohon Ketapang, sedangkan fauna yang khas dari Kabupaten Sidoarjo adalah Tringgiling yang disebut juga dengan nama Pangolin. Sedangkan Flora yang banyak dihasilkan dari Kabupaten Sidoarjo adalah Padi, Jagung, Kacang hijau, Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung dan Tebu. Dan Fauna yang banyak terdapat di Kabupaten Sidoarjo adalah Ikan Bandeng, Ikan Nila, Udang Windu, Udang Vannamei, Kuda, Sapi, Sapi Perah, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan Enthok.
g. Sumber Daya Mineral                                                                     
Di Kabupaten Sidoarjo hanya terdapat satu Sumber Daya Mineral yang berupa migas. Sumber Daya Mineral tersebut adalah gas alam. Namun, karena kesalahan dalam pemanfaatannya, Sumber Daya itu berubah menjadi lumpur yang panas.

II. Jenis – Jenis Sumber Daya Alam yang ada di Sidoarjo
A.    Sumber Daya Alam Hayati
a.      Sumber Daya Alam Nabati
1.     Padi
Padi merupakan makanan pokok yang sangat dibutuhkan dan dicari oleh masyarakat Indonesia bahkan negara asing. Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Padi pada tahun 2014 di Sidoarjo mencapai 2.041.380 kw. Pada tahun 2014 kemarin produksi komoditas padi di Kabupaten Sidoarjo meningkat sehingga semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh Kabupaten Sidoarjo.
Namun, lama kelamaan Sumber Daya Manusia yang mengelola komoditas ini mulai menurun. Sehingga dapat diprediksi pada tahun tahun yang akan mendatang semakin sedikit orang yang ingin bertani di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dikarenakan oleh semakin sedikit minat masyarakat untuk menjadi petani dan ingin mengelola Sumber Daya Alam secara langsung di daerahnya.
2.     Jagung
Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Sidoarjo. Menurut laporan data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Jagung pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.170 kw. Lahan yang digunakan petani jagung untuk menanam komoditi ini seluas 79 ha.
3.     Kacang Hijau
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Kacang hijau pada tahun 2014 di Sidoarjo mencapai 23.340 kw.

4.     Kedelai
Komoditi kedelai merupakan salah satu komoditi unggulan dari Kabupaten Sidoarjo. Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Kedelai pada tahun 2014 di Sidoarjo mencapai 18.028 kw. Lahan yang digunakan petani kedelai yaitu seluas 423 ha.
5.     Sawi
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Sawi pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 45.098 kw.
6.     Bayam
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Bayam di Sidoarjo mencapai 52.535 kw.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi dan palawija agar dapat mencapai target adalah sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi dan pendampingan penerapan teknologi tepat guna
2. Menyediakan dan menggunakan benih / bibit unggul berlabel.
3. Menambah persediaan pestisida agar penanganan/ pengendalian hama    cepat dapat ditangani.
4. Menggunakan sarana dan prasarana mekanisasi pertanian.
5. Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)
7.     Kangkung
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo produksi Kangkung pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 47.040 kw. Untuk tanaman kangkung produktivitasnya menurun. Hal ini, disebabkan harga kangkung turun sehingga petani cenderung menanam kangkung untuk diambil bijinya yang akan digunakan benih.
8.     Tebu
Produktivitas perkebunan tebu pada tahun 2014 sebesar 681 kwintal/ha. Produktivitas ini menurun sebesar 12% jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2013 yang sebesar 774,15 kwintal/ha. Juga dibandingkan target RPJMD yang sebesar 1.065,12 kw/ha, capaiannya sebesar 63,94 %. Hal ini disebabkan karena banyak faktor antara lain :
1.     Bibit yang sudah waktunya harus diganti, namun tidak segera diganti.
2.     Pola budidaya petani tebu di kabupaten Sidoarjo belum sesuai dengan baku teknis yang telah ditetapkan dimana kupas / kletek daun kering atau daduk tidak rutin dilakukan
3.     Pemupukan yang dilakukan sejauh ini masih belum berimbang.
4.     Adanya anomali iklim
Untuk mengelola produksi Tebu ini, Kabupaten Sidoarjo mendirikan dua pabrik gula yang masing - masing  berada di Kecamatan Candi dan Kecamatan Tulangan.
9.     Mangrove
Hutan Mangrove di Sidoarjo terdapat di Pesisir Timur Sidoarjo. Saat ini 30% dari hutan Mangrove yang ada di Kabupaten Sidoarjo rusak dan berkurang, sehingga hanya tersisa 70% hutan Mangrove di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya pencuri yang mengambil dan merusak Sumber Daya Alam hayati ini. Sebab lain adalah kurangnya perawatan dan penjagaan atau pengamanan dari pihak Kabupaten Sidoarjo yang mengawasi dan menjaaga hutan Mangrove di Pesisir Timur Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, kurangnya hukum dari pemerintah yang melindung hutan Mangrove ini.
b.     Sumber Daya Alam Hewani
a)     Hewan Ternak
Populasi ternak rata – rata mengalami penurunan hal ini disebabkan biaya produksi dan harga pakan yang tinggi sehingga petani cenderung menjual ternaknya untuk dipotong. Populasi ternak besar menurun karena terbatasnya tenaga kerja dan lahan pemeliharaan, peternak di daerah perkotaan terdesak harus memindahkan ternaknya ke daerah pinggiran.
1)     Kuda
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Kuda pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 105 ekor.
2)     Sapi
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Sapi pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 9.356 ekor.
3)     Sapi perah
Menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Sapi perah pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.824 ekor.
4)     Kerbau
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Kerbau pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 598 ekor.
5)     Kambing
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Kambing pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.152 ekor.
6)     Domba
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.036 ekor.

7)     Ayam Buras
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Ayam Buras pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 3.564 ekor.
b)     Hewan Unggas
Populasi unggas rata – rata mengalami penurunan hal ini disebabkan karena banyaknya kasus penyakit (Al) yang menyerang hewan unggas.
1)     Ayam Ras
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 1.256 ekor.
2)     Itik
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.113 ekor.
3)     Enthok
Menurut data Dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo produksi Domba pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.731 ekor.
c)     Perikanan
1.     Ikan Bandeng
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Ikan Bandeng pada tahun 2014 di Sidoarjo hanya mencapai 2.225 kg/ha/th. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi ikan tambak seperti Ikan Bandeng supaya lebih optimal dan untuk tetap mempertahankan kondisi tambak tidak rusak, yaitu pembinaan yang lebih efektif terhadap Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) bagi pembudidaya, dan kegiatan rehabilitasi saluran tambak.
2.     Ikan Nila
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Ikan Nila pada tahun 2014 di Sidoarjo dapat memenuhi target yang diinginkan dan meningkat dari tahun 2013.
Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Sidoarjo untuk meningkatkan produksi ikan kolam adalah :
a.  Pelatihan/ pembinaan budi daya ikan air tawar .
b.  Peningkatan teknologi, intensifikasi, ekstensifikasi, diversikasi pada budi daya ikan air tawar.
c.  Memberikan stimulan/bantuan/hibah sarana dan prasarana budidaya
3.     Udang Windu
Produktivitas udang windu pada tahun 2014 sebesar 259 kg/ha/th meningkat sebesar 5 kg/ha/th dari tahun 2013 sebesar 254 kg/ha/th, namun demikian belum mencapai target RPJMD tahun 2014 yang ditetapkan sebesar 263 kg/ha/th disebabkan pola budidaya masih tradisionil (organik) dan adanya penyakit WSSV (White Spot Syndrome Vyrus).
4.     Udang Vannamei
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo produksi Udang Vannamei pada tahun 2014 di Sidoarjo dapat memenuhi target dan meningkat dari tahun 2013 lalu.
B.    Sumber Daya Alam Non-Hayati
a.      Bahan Tambang
1.     Gas Alam
Di Sidoarjo hanya terdapat 1 bahan tambang yaitu gas alam yang berada di Porong, Sidoarjo. Karena adanya kesalahan pemboran sehingga tekanan didalam sumur memecahkan batuan pada tahun 2006, Gas alam tersebut berubah menjadi lumpur yang panas dan merusak lingkungan di sekitarnya. Sehingga, di daerah Porong ini dikenal dengan pariwisatanya yaitu lumpurnya. Lumpur itu dinamakan Lumpur Lapindo.
Untuk menanggulangi, mencegah terjadinya luapan ke kali porong dan memantau lingkungan di sekitar lumpur tersebut, maka Pemerintah Daerah Sidoarjo membentuk Badan Penanggulanan Lumpur Sidoarjo. Badan ini sangat berperan penting dalam penganggulanan lumpur lapindoa
b.     Tanah
Sidoarjo memilki tanah seluas 719,63 km2, yang dimanfaatkan oleh masyarakat Sidoarjo untuk berbagai hal dan kegiatan, seperti rumah, kantor, tempat menyimpan cadangan air, pertanian dan perkebunan. Sehingga komoditi seperti holtikultura banyak ditanam dan dibudidayakan di Kabupaten Sidoarjo.
c.      Air
Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di kabupaten Malang, hal ini menyebabkan banyaknya air di wilayah Sidoarjo. Daerah perairan di kabupaten Sidoarjo, seperti air tanah, payau, dan air asin yang luasnya mencapai 16.312.69 Ha. Dengan adanya banyak air tersebut Kabupaten Sidoarjo mengembangkan sektor perikanan di daerah perairan tersebut.

III. Jenis – Jenis Sumber Daya Alam Strategis sebagai Modal Dasar Pembangunan Daerah
Kabupaten Sidoarjo memiliki beberapa komoditi unggulan. Banyak sektor – sektor di Sidoarjo yang diandalkan sebagai modal dasar pembangunan daerah. Contoh sektor yang diandalkan adalah sektor pertanian, melalui subsektor tanaman pangan dan sektor perikanan serta sektor Peternakan. Sektor – sektor tersebut sangat berperan penting dalam perekonomian di Kabupaten Sidoarjo.
Berbeda dengan Maluku yang kurang akan Sumber Daya Alam, di Kabupaten Sidoarjo kaya akan Sumber Daya Alam nya. Lahan pertanian yang subur membuat Sidoarjo dapat memajukan sektor pertanian. Sektor Pertanian ini dapat menunjang pembangunan di Sidoarjo.
Dalam sektor pertanian, melalui subsektor tanaman pangan, komoditi yang dihasilkan antara lain ialah Padi, Jagung, Kacang hijau, Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung dan Tebu. Pada tahun 2014 menurut Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo komoditi Padi, Jagung, Kacang hijau, Kedelai, Sawi dan Bayam meningkat dan memenuhi target yang ditentukan oleh RPJMD  Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan menurut pengamatan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan  Sidoarjo komoditi Kangkung dan Tebu di Sidoarjo menurun dari tahun 2013 dan tak dapat mencapai target yang ditentukan RPJMD Kabupaten Sidoarjo.
Selain dari sektor pertanian, Kabupaten Sidoarjo juga memiliki sektor unggulan yaitu sektor perikanan. Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong, sehingga sektor perikanannya dapat meningkat dan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.
Lain dengan Blora yang memajukan sektor perhutanannya yaitu pohon jati, Sektor yang dimajukan oleh Kabupaten Sidoarjo adalah sektor Perikanan. Sidoarjo dikenal dengan daerah Delta, yang berarti kaya akan ikan ikannya. Dilihat dari lambang yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo, yaitu Udang dan Ikan Bandeng, Sidoarjo kaya akan hasil perikanannya yang melimpah, terlebih lagi di hasil tambaknya.
Komoditi perikanan di Kabupaten Sidorjo, seperti Ikan Bandeng, Ikan Nila, Udang Windu dan yang terakhir Udang Vannamei. Menurut pengamatan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Ikan Bandeng dan Udang Windu pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Penurunan Udang Windu disebabkan oleh pola budidaya masih tradisionil (organik) dan adanya penyakit WSSV (White Spot Syndrome Vyrus). Sedangkan Penurunan dari Ikan Bandeng dikarenakan oleh  mayoritas pola budidaya masih tradisional (tanpa pakan), padat tebar, benih rendah, beberapa tambak mengalami tanggul jebol (pasang tinggi pada bulan Mei 2014).
Di sisi lain komoditi Ikan Nila dan Udang Vannamei meningkat tajam dan dapat memenuhi target yang ditentukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014.
Dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo diperoleh data bahwa hasil tangkap ikan laut pada tahun 2014 sebesar 14.828.000 kg, hasil tangkap perairan umum pada tahun 2014 sebesar 449.280 kg, hasil produksi kolam pada tahun 2014 sebesar 18.377.900kg dan produksi tambak tahun 2014 adalah sebesar 77.223.800 kg. Oleh karena itu, sektor perikanan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.
Di sektor perternakan, komoditi yang dihasilkan antara lain adalah Kuda, Sapi, Sapi Perah, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan Enthok. Banyak binatang ternak yang menjadi komoditi dari peternakan di Kabupaten Sidoarjo. Binatang – binatang ternak tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam manfaat, seperti menjadi pembajak sawah, kulitnya diambil untuk menjadi kerajinan, daging dan telurnya sebagai sumber protein dsb. 
Gas alam yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo yang telah berubah menjadi lumpur lapindo sejak tahun 2006 silam. Gas alam tersebut dapat berubah menjadi lumpur karena adanya kesalahan pemboran oleh perusahaan yang mengelola pertambangan tersebut sehingga tekanan di dalam sumur memecahkan batuan yang ada. Dari kesalahan tersebut lingkungan disekitarnya menjadi rusak dan sulit ditanami tanaman.
Selain gagalnya pertambangan gas alam itu, lumpur lapindo menjadi pusat perhatian masyarakat dan Pemerintah Sidoarjo mengubahnya menjadi wisata di Kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya pariwisata tersebut, diharap dapat menunjang pembangunan daerah Sidoarjo.
Sumber Daya Tanah di Sidoarjo sangatlah banyak. Sumber Daya tersebut digunakan sebagai pembangunan daerah, seperti jalan raya, industri, pertanian, perkebunan, dll. Dengan adanya jalan raya, industri, pertanian bahkan perkebunan dapat menunjang pembangunan daerah di Sidoarjo. Sumber Daya ini sangat dibutuhkan dalam prmbangunan daerah.
Di Sidoarjo selain memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, Sidoarjo juga memiliki Sumber Daya Manusia yang Kreatif dan Sumber Daya Energi yang Mencukupi. Sumber Daya Manusia yang kreatif sangatlah diperlukan oleh Kabupaten Sidoarjo karena dengan adanya itu maka Sumber Daya Alam yang melimpah di Sidoarjo dapat dikelola dengan baik sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah di Kabupaten Sidoarjo.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, masyarakat Sidoarjo yang didukung oleh Pemerintah Sidoarjo membangun industri kecil menengah (IKM). Adapun tabel industry di Sidoarjo

No
Industri
Wilayah
SDA yang dimanfaatkan
1.
Industri Tas dan Koper (INTAKO)
Kedensari, Tanggulangin
Kulit alami
2.
Sentra Industri Ikan asin
Gisik Cemandi, Sedati
Ikan asin
3.
Sentra Industri Sayuran
Suko, Sidoarjo
Durung Bedug, Candi
Grabagan, Tulangan
Pilang, Wonoayu
Sayur mayur
4.
Sentra Industri Tahu
Tropodo, Krian
Kedelai
5.
Sentra Industri Tempe
Sepande, Candi
Kedung Cangkring, Jabon
Kedelai
6.
Sentra Industri Kerupuk Ikan
Kedung Rejo, Jabon
Ikan
7.
Sentra Industri Kerupuk Kupang, Petis Kupang dan Kupang
Balongdowo, Candi
Kupang
8.
Sentra Industri Anyaman Bambu (rakitan dapur)
Gagang Panjang, Tanggulangin.
Bambu
9.
Sentra Industri Jamu Tradisional
Kedung Bendo, Tanggulangin
Rempah – rempah
10.
Sentra Industri Bandeng

Penatar Sewu, Tanggulangin
Kalanganyar, Sedati
Ikan bandeng
11.
Sentra Industri Pengrajin Mente
Kedungsugo, Prambon
Jambu Mente
12.
Sentra Industri Kerupuk
Jati kalang, Prambon
Telasih, Tulangan
Ikan dan Udang
13.
Sentra Industri Anyaman Bambu (Jrebeng)
Sumput, Sidoarjo
Bambu
14.
Sentra Industri Wayang kulit
Gelam, Candi
Kulit alami
15.
Sentra Industri Udang Windu

Kedungpeluk, Candi
Kedung Pandan, Jabon
Kalanganyar, Sedati
Udang windu
16.
Sentra Industri buah Belimbing

Sudimoro, Tulangan
Belimbing
17.
Sentra Industri Tahu dan Susu

Tropodo, Krian
Kedelai dan susu sapi
18.
Sentra Industri Jamur Merang
Kedungrawan, Krembung
Jamur merang

Dengan banyaknya SDA yang ada maka semakin banyak juga kegiaan industri yang dikembangkan oleh masyarakat ataupun pemerintah. Dengan banyaknya industri di Sidoarjo maka masyarakat Sidoarjo tidak ada yang pengangguran, dengan kata lain tersedianya lapangan pekerjaan.
Dengan tersedianya lapangan pekerjaan di Sidoarjo, maka dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Sidoarjo. Dan dengan demikian dapat meningkatkan pembangunan daerah di Sidoarjo.
Selain Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Energi juga sangat diperlukan untuk menjadikan Sumber Daya Alam menjadi modal dasar pembangunan daerah di Kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya Sumber Daya Energi yang mencukupi maka proses industri atau pengelolaan Sumber Daya Alam dapat berjalan dengan lancar. Sehingga mampu untuk menyejahterakan hidup masyarakat Sidoarjo dan dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah.

IV. Prinsip Optimal dan Lestari dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
A.    Prinsip Optimal
Dalam rangka mengembangkan energi alternatif Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2014 telah dapat direalisasikan sebesar 6.000 watt dari target yang ditetapkan sebesar 1.000 watt, yang berlokasi di Kecamatan Tanggulangin, Kecamatan Porong, dan Kecamatan Jabon.

B.    Prinsip Lestari
Contoh menggunakan prinsip lestari dalam pegelolaan Sumber Daya Alam di Kabupaten Sidoarjo antara lain :
1.     Menggunakan pupuk alami atau organik
Di Sidoarjo pupuk yang digunakan oleh para petani dan pekebun untuk pertanian dan perkebunannya ialah pupuk alami. Karena dengan menggunakan pupuk alami atau pupuk organik dapat menyuburkan tanah dan ramah lingkungan sehingga tidak dapat merusak kesuburan tanah dan mudah diurai oleh jasad renik.
2.     Penggunaan pestisida tidak berlebihan
Dalam pertanian, penggunaan pestisida sangatlah diperlukan untuk mencegah serangan hama penyakit yang menyerang tanaman. Namun bila digunakan secara berlebihan maka residu tak begitu banyak dan mengendap sehingga daapat mengurangi kesuburan tanah. Oleh karena itu, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo mengasosiasikan kebada para petani untuk tidak menggunakan pestisida sevara berlebihan.
3.     Pelestarian tanah
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo, menggalakkan kegiatan menanam pohon terhadap tanah baik itu di sekitar rumah atau tanah yang gundul. Selain itu mereka menganjurkan untuk tidak menggunakan pupuk kimia atau anorganik dan mengurangi penggunaan pestisida.
4.     Pelestarian udara
Adapun usaha – usaha yang diterapkan untuk pelestarian udara di Kabupaten Sidoarjo, antara lain :
a.      Menggalakkan kegiatan menanam pohon atau tanaman baik itu di sekitar rumah atau tanah atau hutan yang gundul.
b.     Mengurangi pembuangan gas sisa pembakaran, seperti memilih menggunakan kendaraan umum, memasang filter pada cerobong asap pabrik, dan memilih bahan industri yang ramaah lingkungan.
c.      Mengurangi atau menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Contoh alat yang dapat merusak lapisan ozon adalah AC dan kulkas.
d.     Melakukan pemantauan terhadap kualitas udara yaitu menguji kualitas udara di beberapa lokasi di Sidoarjo
e.      Melaksanakan Car Free Day
f.      Melaksanakan Sosialiasi Program Kampung Iklim (Proklim)
g.     Membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH)


5.     Pelestarian laut dan pantai
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk melestarikan laut dan pantai di Kabupaten Sidoarjo antara lain :
a.      Menanam kembali tanaman baau di area sekitar pantai.
b.     Melarang pengambilan batu karang yang ada di pantai dan di dasar laut.
c.      Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan kimia dalam mencari ikan.

V. Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
A. Operator
1.     Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo
Adapun tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo, yaitu :
Tugas pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan.
Fungsi
a.      Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
b.     urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
c.      Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
d.     Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.     Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
3.     Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Sidoarjo
Adapula Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Sidoarjo, antara lain.
Tugas pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral.
Fungsi
a.      Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral;
b.     Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan dan energi sumber daya mineral;
c.      Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi, UKM, perindustrian, perdagangan dan energi sumber daya mineral;
d.     Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.     Badan Lingkungan Hidup Sidoarjo
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi sebagai :
a.      Perencanaan program bidang tata lingkungan, AMDAL, pengawasan lingkungan dan pengelolaan limbah serta penanggulangan dampak lingkungan serta kesekretariatan;
b.     Pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja;
c.      Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas satuan kerja;
d.     Pembinaan pelaksanaaan tugas bawahan;
e.      Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati;
f.      Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
5.     Badan Usaha Logistik
BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
6.     PT. Perusahaan Listrik Negara
Tugas dari PT. PLN dalah untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
7.     Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang - seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
B. Regulator                            
1.     Pemerintah Pusat
Yang mengeluarkan peraturan adalah Presiden selaku kepala pemerintah. Adapun peraturan yang telah dikeluarkan oleh Presiden RI dalam pengelolaan SDA adalah sebagai berikut.
a.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b.     Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 20 ayat (3) bahwa setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan :
     (1) Memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
     (2) Mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
2.     Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah daerah tingkat I memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan dalam pengelolaan SDA yang ada. Berikut adalah salah satu contoh kebijakan daerah yang dikeluarkan Gubernur Jawa Timur.
a.      Peraturan Gubernur Jatim No.10 tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur.
3.     Pemerintah Daerah Kabupaten
a.      Perda no. 27 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sidoarjo, nomor 42 tahun 2009 tentang Pola Tanam dan Tata Guna Air Irigasi Kabupaten Sidoarjo
b.     Perda no 19 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
c.      Perda tahu 2015 no 03 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo
d.     Perda tahun 2014 nomer 04 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani atau Pembudidaya Nelayan di Kabupaten Sidoarjo
e.      Perda tahun 2014 nomer 03 tentang Irigasi
C.    Kontrol
1.     Lembaga Pemerintah
a.      Bidang Pengawasan Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup
Bidang Pengawasan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan di bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan mempunyai fungsi:
1.     Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan limbah,
2.     Pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan limbah,
3.     Pelaporan pelaksanaan tugas bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan serta pengelolaan limbah,
4.     Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
b.     Bidang Penanggulangan Dampak Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup
Bidang Penanggulangan Dampak Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan di bidang pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan mempunyai fungsi:
1.     Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat,
2.     Pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat,
3.     Pelaporan pelaksanaan tugas bidang pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan serta penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat,
4.     Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
2.     Lembaga Non-Pemerintah
a.      Lembaga Swadana Masyaraka (LSM)
Lembaga Swadana Masyarakat memiliki tugas anatara lain yaitu, melakukan berbagai macam kegiatan monitoring dengan kedudukannya sebagai konsultan sehingga dapat menganalisa situasi secara tepat dan menjamin dengan data yang akurat yang didapat secara profesional.
b.     Wahana Lingkungan Hidup (Walhi)
Wahana Lingkungan Hidup memiliki peran yang sangat penting dalam pengawasan pengelolaan SDA. Salah satu tugasnya adalah sebagai berikut.
· Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan    advokasi untuk berbagai isu:
1.     Air, pangan dan keberlanjutan
2.     Hutan dan Perkebunan
3.     Energi dan Tambang
4.     Pesisir dan Laut
5.     Isu-isu Perkotaan



BAB III
PENUTUP
1.     Kesimpulan
            Sumber daya alam dapat menunjang pembangunan, apabila dimanfaatkan sebaik – baiknya dan tidak merusak alam. Sidoarjo kaya akan sumber daya alam seperti Padi, Jagung, Kacang hijau, Kedelai, Sawi, Bayam, Kangkung, Tebu, Mangrove, Ikan Bandeng, Ikan Nila, Udang Windu, Udang Vannamei, Kuda, Sapi, Sapi Perah, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik dan Enthok.
            Beberapa peraturan telah dikeluarkan dalam rangka mengatur pemanfaatan sumber daya alam di Sidoarjo. Peraturan yang telah dikeluarkan antara lain, dalam bidang pengelolaan lingkungan, pertanian, perikanan dan pengairan.
            Keberadaan sumber daya alam di Sidoarjo terbukti meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menyediakan lapangan kerja di bidang pertanian, kehutanan, pertambangan dan industri kecil. Meningkatnya taraf hidup masyarakat secara tidak langsung akan meningkarkan pendapatan daerah melalui peningkatan pajak dan restribusi.

2.     Saran
            Kejadian bencana lumpur lapindo adalah sebuah peringatan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara berhati – hati. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat. Pemerintah harus membuat aturan yang tegas untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam. Masyarakat harus juga mengawasi, sehingga apabila terjadi kerusakan lingkungan dapat diketahui lebih awal.
            Pengusaha juga harus punya kesadaran untuk turut menjaga kelestarian sumber daya alam. Kegiatan ekplorasi sumber daya alam bukan hanya untuk mengejar keuntungan jangka pendek tetapi juga memperhitungkan keberlangsungan usaha di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013.
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

2 komentar: